Pantai-pantai indah yang masih asli di Kepulauan Lembongan dihiasi oleh matahari yang berjemur para turis di seluruh dunia sebelum pandemi melanda dan membuat pulau itu berada dalam cengkeramannya.

Sekarang dengan ekonomi bermasalah dan pengunjung pergi, Anda akan melihat pemandangan penduduk setempat membawa keranjang berisi rumput laut ke pantai sebagai cara untuk mencari nafkah.

“Saya sedih karena kami kehilangan pekerjaan dan sekarang kami harus mulai dari awal,” kata I Gede Darma Putra, 43, penduduk asli Lembongan, yang biasa memandu wisatawan sebagai ahli selam.

Seperti penduduk setempat lainnya di pulau sepanjang 50 km ini, dia bersama istrinya Kadek Kristiani kini mengarungi perairan yang masih asli untuk mengumpulkan rumput laut yang tumbuh secara on line.

Bali biasanya menarik jutaan pengunjung setiap tahun, banyak yang tertarik dengan pantai di tempat-tempat seperti Lembongan, tetapi rencana untuk membuka kembali wisatawan asing telah ditunda tanpa batas waktu karena meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.

Dengan sebagian besar atraksi termasuk bar dan restoran tutup, pengeringan rumput laut sekarang memenuhi jalan-jalan karena pekerja industri pariwisata kembali ke industri yang mati satu dekade lalu. Padahal Indonesia menyandang status penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia setelah China. “Para petani mulai menanam rumput laut lagi,” kata Boedi Sarkana Julianto dari Jaringan Sumber Daya Alam Indonesia