dari sawah hingga tari jangker laut

Kategori : Adventure | Di buat pada Jan 18, 2021

Sebelum pariwisata mengambil alih Bali, perikanan dan pertanian merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat Bali. Orang-orang di dataran tinggi fokus pada pertanian sementara penduduk pesisir memadukan pertanian dengan memancing. Itu juga merupakan sarana untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga sambil bekerja di pertanian dan laut. Sebagai budaya, banyak tarian dan aransemen musik dibuat selama jam makan siang atau istirahat sejenak saat mereka duduk bersama menikmati makanan lezat yang dibawa dari rumah.

Salah satu tarian yang masih dipertunjukkan hingga saat ini adalah Janger, beberapa sentuhan modern telah ditambahkan oleh koreografer yang berbeda-beda sehingga menjadi tarian yang sesuai dengan era modern. Sebagai jiwa yang tersisa, itu adalah tarian remaja yang dilakukan oleh sekelompok anak laki-laki dan perempuan.

Janger adalah kombinasi dari menyanyi dan menari, dan dibumbui dengan rutinitas genit di antaranya. Biasanya pertunjukan tersebut menggambarkan kisah cinta, tetapi terkadang juga memasukkan pesan sosial yang penting ke dalam liriknya.

I Ketut Merdana, penari dari Kabupaten Buleleng - bagian utara pulau yang terletak di antara perbukitan dan lautan yang berkilauan - tinggal di daerah yang lautan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Merdana terinspirasi oleh visual para nelayan yang menjalankan bisnisnya di atas kapal. Pada tahun 1960, ia menciptakan sebuah tarian yang terus mengharumkan nama kampung halamannya, Tari Nelayan.


Please display the website in portrait mode!