Jika kamu pernah merencanakan liburan ke Bali, kamu mungkin sudah mendengar tentang Bali Belly — gangguan perut yang cukup umum dialami oleh wisatawan di pulau ini. Tapi sebenarnya, apa itu Bali Belly, dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak merusak liburan atau masa tinggalmu di vila?

Dalam panduan ini, kami akan menjelaskan penyebab Bali Belly, cara mengatasinya, serta tips terbaik untuk mencegahnya agar kamu bisa menikmati waktu di surga tropis ini tanpa gangguan.

Apa Itu Bali Belly?

Bali Belly adalah istilah nonformal untuk diare wisatawan, yaitu gangguan pencernaan ringan yang sering disebabkan oleh bakteri seperti E. coli yang terdapat pada makanan atau air yang terkontaminasi. Meski tidak berbahaya, kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman selama beberapa hari.

Gejala umum Bali Belly meliputi:

  • Kram dan kembung pada perut

  • Diare atau tinja encer

  • Mual dan muntah

  • Demam ringan atau rasa lelah

Biasanya gejala muncul dalam waktu 24 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan berlangsung 1-3 hari pada sebagian besar orang.

Apa Penyebab Bali Belly?

Penyebab utama Bali Belly adalah bakteri atau virus yang belum dikenal oleh tubuhmu. Kamu bisa mengalaminya karena:

  • Minum air keran atau es batu yang dibuat dari air keran

  • Makan makanan kaki lima yang tidak dimasak dengan baik

  • Mengonsumsi buah atau salad yang tidak dicuci bersih

  • Perubahan pola makan mendadak (makanan pedas atau berminyak)

  • Kebersihan tangan yang kurang baik

Bahkan wisatawan yang berhati-hati pun bisa mengalami Bali Belly, ini sering kali hanya tubuh yang sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.

Cara Mencegah Bali Belly di Bali

Kamu bisa mengurangi risiko terkena Bali Belly dengan beberapa kebiasaan sederhana berikut:

  1. Hanya minum air botolan atau air yang sudah difilter. Hindari air keran sepenuhnya, termasuk saat menyikat gigi.

  2. Pilih restoran dan kafe terpercaya. Cari tempat yang ramai atau memiliki ulasan bagus.

  3. Berhati-hati dengan es dan salad. Sebaiknya pilih makanan yang dimasak matang.

  4. Cuci atau kupas buah sebelum dimakan. Hindari buah potong yang dijual di pinggir jalan.

  5. Gunakan hand sanitizer secara rutin. Terutama sebelum makan.

  6. Konsumsi probiotik. Dapat membantu memperkuat sistem pencernaan sebelum dan selama perjalanan.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, perutmu akan tetap aman dan liburanmu bebas stres.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Bali Belly

Jika kamu terkena Bali Belly, jangan panik — biasanya ringan dan cepat sembuh. Berikut yang bisa kamu lakukan:

  • Tetap terhidrasi. Minum banyak air botolan dan minuman elektrolit seperti Pocari Sweat.

  • Istirahat dan pulihkan diri. Hindari alkohol, kafein, dan produk susu selama beberapa hari.

  • Makan makanan ringan. Pilih makanan sederhana seperti nasi, pisang, roti panggang, atau sup.

  • Kunjungi klinik jika gejala berlangsung lebih dari 3 hari atau kamu merasa dehidrasi. Bali memiliki banyak klinik internasional di Seminyak, Canggu, dan Ubud.

Tinggal di Bali atau Ingin Membeli Vila?

Bagi kamu yang berencana membeli vila di Bali atau tinggal jangka panjang, penting untuk memahami masalah kesehatan tropis umum seperti Bali Belly. Untungnya, kondisi ini mudah dicegah dengan kebersihan yang baik dan pola makan yang bijak.

Dengan sedikit perhatian, kamu bisa menikmati kuliner Bali, hasil bumi segar, dan gaya hidup tropis yang sehat — semuanya dari kenyamanan vila pribadimu di Bali.