Libur Lebaran 2022 membawa berkah bagi sektor pariwisata di Bali dan Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, keluarga yang tinggal terpisah dapat melakukan perjalanan bersama selama liburan Muslim.

Salah satu indikator terbesar bahwa pemulihan Covid-10 sedang berlangsung adalah peningkatan tajam dalam okupansi hotel di Bali. Menurut Wakil Presiden Bidang Budaya Lingkungan dan Humas Persatuan Hotel dan Restoran Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, rata-rata tingkat hunian sebelum Lebaran hanya 30 persen.

Dalam keterangan persnya, lanjutnya, peningkatan okupansi hotel dimulai pada Kamis, 28 April dan berlanjut hingga pertengahan pekan ini. Data dari Bandara Ngurah Rai Bali menunjukkan, dalam pekan-pekan menjelang Idul Fitri, kedatangan domestik rata-rata 8.000 orang per hari. Kemudian meningkat signifikan menjadi 18.000 orang per hari.

Wisatawan tidak hanya datang dengan pesawat, dan mereka tidak hanya tinggal di Bali. Pelabuhan Gilimanuk, Sanur dan Padang Bai mengalami lonjakan jumlah wisatawan yang naik perahu ke Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Kepulauan Gili. Sanur telah melihat rekor jumlah minat bagi operator tur lokal.

Pelancong domestik didorong untuk memesan dengan penawaran khusus dan diskon besar. Wisatawan domestik cenderung memesan hotel di daerah seperti Nusa Due, Tanjung Benoa, Jimbaran, Kuta, Legain dan hingga Seminyak. Hotel-hotel di kawasan Canggu juga mengalami peningkatan pemesanan domestik yang signifikan

Dengan meningkatnya okupansi hotel, tanda penting lainnya adalah pelonggaran pembatasan akan mulai berlaku dengan dimulainya kembali layanan penerbangan reguler ke Bali. Pekan ini lagi, raksasa maskapai Emirates kembali menggelar runway di bandara Ngurah Rai. Emirates telah memulai kembali layanan lima kali seminggu dari Dubai ke Bali. Maskapai telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengoperasikan layanan tujuh kali seminggu pada Juli 2022.

Maskapai seperti JetStar Australia menawarkan banyak penawaran penerbangan di Asia Tenggara dan Pasifik, dengan Bali menjadi tujuan nomor satu bagi ratusan ribu warga Australia setiap tahun.

Masuknya wisatawan internasional yang stabil berikutnya dapat terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, bertepatan dengan liburan musim panas Eropa. Pelancong muda di seluruh Eropa harus menunda petualangan backpacking mereka selama dua tahun terakhir karena peraturan perjalanan yang ketat. Di seluruh Eropa, banyak pemerintah telah mengurangi pembatasan Covid-19 mereka ke tingkat nominal. Relaksasi regulasi di belahan bumi utara diharapkan berdampak positif bagi sektor perhotelan di Bali.